Jumat, 10 November 2017



LAPORAN ANALISIS PERUSAHAAN JASA KEUANGAN
PT.PRUDENTIANL LIFE ASURANCE

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sistem Informai Eksekutif”
Di susun oleh:
Moh.Tajul.Arifin: (4115030)
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
PRODI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2017

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT,  karena atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Tengah Semester Mata Kuliah Sistem Informasi Eksekutif ini. Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Sistem Informasi Eksekutif Jurusan Sistem Informasi di Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan juga hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sebuah laporan yang sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan didalamnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang membantu dalam membuat laporan ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


Jombang,  10 November 2017
Penulis


MOH TAJUL ARIFIN
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….1
1.2 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….1
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………………2
1.4 Batasan Masalah……………………………..……………………………………….2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………………………..3
2.1 Profil Perusahaan……………………………………………………………………..3
2.2 Visi dan Misi…………………………………………………………………………4
BAB III  PEMBAHASAN……………………………………………………………….6
3.1 pengertian sistem…………………………………………………………………….6
3.2 pengertian informasi…………………………………………………………………6
3.3 Pengertian system informasi eksekutif………………………………………………6
3.4 pengertian perusahaan PT.Prudential Life Assurance………………………………………………….7
3.5 penerapan teknologi informasi PT.Prudential Life Assurance………………………….8
3.6 data dan konsep dasar informasi…………………………………………………….9
3.7 gambaran umum perusahaan………………………………………………………..14
3.8 deskripsi penerapan system informasi teknologi di Pt Tiga Pilar Sejahtera………..14
3.9  pendekatan measurement, experiment, sharing dan replication……………………18
3.10 peranan teknologi informasi dalam manajemen strategic…………………………19
3.11pentingnya devisi It dalam bisnis manufaktur……………………………………...20
3.12 Peranan CIO Dalam Perusahaan ………………………………………………….23

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….27
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………27

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..28



















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Perusahaan pada saat ini dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya dinilai dari tingkat keuntungan dan kerugian tetapi juga membutuhkan keseluruhan dari data data yang berkaitan dengan aktifitas bisnisnya. Keseluruhan data data yang tadinya tidak beraturan disusun secara sistematis menjadi sebuah informasi yang pada akhirnya bermanfaat bagi semua objek pengguna. Informasi yang sifatnya detail ditujukan untuk manajemen tingkat bawah atau teknis, informasi yang sifatnya umum ditujukan untuk manajemen tingkat atas yang tidak membutuhkan terlalu  banyak informasi. Sedangkan untuk manajemen tingkat menegah, informasi yang disajikan merupakan gabungan informasi detail dan informasi umum.
Sistem Informasi Eksekutif cukup berperan penting dalam suatu perusahaan, hal ini dapat dilihat dari kelebihan sistem informasi eksekutif yang ditawarkan cukup menunjang eksekutif dalam mengambil keputusan. Seiring dengan semakin pesatnya laju informasi melalui fasilitas internet, maka kekurangan akan informasi juga semakin terasa. Tanpa adanya sistem informasi eksekutif yang memadai, maka laju perkembangan suatu perusahaan akan terhambat dan tidak mampu bersaing dengan kompetitor.

1.2  tujuan penelitian
  1. Memahami peranan teknologi informasi, terutama untuk memenangkan persaingan dan mengembangkan perusahaan.
  • Memahami penerapan teknologi informasi yang berbasis pada measurement, experimentation, sharing, dan replication.
  • Mengetahui peran Sistem Teknologi Informasi dalam mengembangkan Manajemen Strategik.
  • Mempelajari pentingnya divisi Teknologi Informasi dalam menjalankan proses bisnis di beberapa perusahaan dan aplikasinya.
  • Mengetahui pentingnya peran CIO dalam suatu perusahaan.
1.3Rumusan masalah masalah
  1. pengertian system informasi eksekutif dalam perusahaan manufaktur
  2. bagaimana penerapan system informasi eksekutif pada perusahaan eksekutif
  3. mengetahui system informasi eksekutif yang ada di PT.Prudential Life Assurance














BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
            2.1 profil perusahaan
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari Grup yang berpengalaman lebih dari 168 tahun di industri asuransi jiwa, Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Prudential Indonesia  memiliki izin usaha di bidang asuransi jiwa patungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor: 241/KMK.017/1995 tanggal 1 Juni 1995 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor: S.191/MK.6/2001 tanggal 6 Maret 2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S.614/MK.6/2001 tanggal 23 Oktober 2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S-9077/BL/2008 tanggal 19 Desember 2008.  Perusahaan juga memiliki izin usaha Unit Syariah berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor KEP 167/KM.10/2007 yang dikeluarkan pada tanggal 20 Agustus 2007.
Sejak peluncuran produk asuransi terkait investasi (unit link) pertamanya di tahun 1999, Prudential Indonesia telah menjadi pemimpin pasar untuk kategori produk tersebut di Indonesia. Prudential Indonesia menyediakan berbagai produk dan layanan yang dirancang untuk memenuhi dan melengkapi setiap kebutuhan keuangan para nasabahnya di Indonesia. Prudential Indonesia juga telah mendirikan unit bisnis Syariah sejak tahun 2007 dan dipercaya sebagai pemimpin pasar asuransi jiwa syariah di Indonesia sejak pendiriannya.
Sampai dengan 31 Desember 2016, Prudential Indonesia memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam dan Semarang. Prudential Indonesia melayani lebih dari 2,4 juta nasabah melalui lebih dari 260.000 tenaga pemasar berlisensi di 393 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh Nusantara termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Batam dan Bali.
Beberapa pencapaian bisnis kunci sampai 31 Desember 2016:
Total pendapatan premi: Rp 26,5 triliun
Total kontribusi dana tabarru: Rp 2,2 triliun
Total aset: Rp 64,2 triliun
Total dana kelolaan: Rp 54,4 triliun
Total klaim dibayarkan: Rp 9,9 triliun
Risk-Based Capital (RBC): 1.061%. Di atas ketentuan Pemerintah sebesar 120%
Beragam penghargaan telah diterima Prudential Indonesia selama masa beroperasinya

2.2 visi dan misi perusahaan
  1. visi
“Menjadi perusahaan Jasa Keuangan Ritel terbaik di Indonesia, melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan pemegang saham dengan memberikan pelayanan sempurna, produk berkualitas, tenaga pemasaran profesional yang berkomitmen tinggi serta menghasilkan pendapatan investasi yang menguntungkan”

2. misi
·         Semangat untuk menjadi yang terbaik
Untuk memberikan yang terbaik dan memperbaiki kemampuan untuk mendapatkan hasil yang terbaik pula
·         Organisasi yang memberikan kesempatan belajar
Memberikan kesempatan kepada setiap orang di perusahaan untuk mendapatkan pengetahuan, keahlian dan pengembangan pribadi melalui berbagi training.
·         Bekerja sebagai suatu keluarga
Bekerja bergandengan tangan sebagai satu keluarga besar memperlakukan satu sama lainnya dengan rasa hormat dan penuh kasih untuk menciptakan suasana penuh pengertian.
·         Integritas dan Keuntungan yang merata bagi semua pihak yang terkait dengan perusahaan.
Komitmen untuk selalu memiliki integritas dalam setiap hal, menyediakan pelayanan terbaik untuk nasabah, menghargai setiap orang dengan adil berdasarkan nilai tambah bisnis, berkomunikasi dengan jelas dan memberikan pendapatan penghasilan yang baik ke setiap orang (tanpa diskriminasi).















BAB 3
PEMBAHASAN
3.1  pengertian sistem
Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, prosedur-prosedur yang saling berinteraksi, berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu seperti informasi, target, dan tujuan lainnya.
3.2  pengertiam informasi
Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi pengguna dan mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan manfaatnya dalam keputusan-keputusan yang akan datang.
3.3  pengertian system informasi eksekutif
Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah sistem yang dibuat hanya untuk digunakan para Eksekutif atau Top Level Management dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dimana dalam sistem ini hanya menampilkan grafik dan laporan dari seluruh proses bisnis pada organisasi atau perusahaan tersebut.
Dalam membangun SIE, para eksekutif menggunakan beberapa konsep dasar yang bertujuan memungkinkan para eksekutif dapat memantau seberapa baiknya perusahaan dalam mencapain tujuannya.
Konsep Dasar SIE ada 3 yaitu :
  1. Faktor penentu keberhasilan (critcal success factor), adalah hal-hal (faktor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis kegiatan organisasi. Faktor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda- beda tergantung dari kegiatan yang dilakukan
  2. Management By Exception (MBE) yaitu perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual. Sehingga informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan
  3. Model Mental. Peran utama SIE adalah membuat sari dari data dan informasi yang volumenya besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut penempatan informasi (information compression). Dimana menghasilkan suatu gambaran atau model mental dari operasi perusahaan. Model tersebut memungkinkan seseorang membuat penilaian dan perkiraaan untuk memahami, memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk mengembalikan pelaksanaannya.
3.4  pengertian PT.Prudential Life Assurance
Perusahaan adalah kesatuan teknis (unit ekonomi) yang mengombinasikan Sumber Daya Alam (tanah dan unsur-unsurnya), Sumber Daya Manusia, Modal dan Kewirausahaan ( skill) untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa tertentu. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Perusahaan pengolahan / manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.
Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang.Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit.Perusahaan manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap unuk dijual.

3.5  penerapannan teknologi informasi di PT.Prudential Life Assurance
Sebelum membuat strategi teknologi, pasti ada strategi bisnis terlebih dulu. TI, seharusnya memang sudah dilibatkan dalam pembuatan strategi bisnis, bukan sebagai sekuensial setelah business strategy, setelah itu teknologinya. Justru itu harus sudah ada di depan. Karena teknologi bisa membuat satu hal yang business wise tidak strategis, menjadi strategis. Bahasan pertama adalah apa saja strategi yang bisa dihasilkan oleh system informasi teknologi pada PT.Prudential Life Assurance?
Informasi adalah salah satu asset penting yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup suatu organisasi/bisnis, pertahanan keamanan dan keutuhan negara, kepercayaan publik atau konsumen, sehingga harus dijaga ketersediaan, ketepatan dan keutuhan informasinya. Informasi dapat disajikan dalam berbagai format seperti: teks, gambar, audio, maupun video. Manajemen pengelolaan informasi menjadi penting ketika terkait dengan kredibilitas dan kelangsungan hidup orang banyak. Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi tersebut. Sayangnya, keamanan informasi oleh banyak perusahaan masih dianggap sebagai masalah teknis yang cukup ditangani oleh bagian teknologi informasi (TI) saja, sehingga menghasilkan solusi teknologi tanpa melibatkan proses bisnis. Artinya, perangkat lunak dengan sistem keamanan tercanggih pun sering kali belum mencukupi. Tentunya suatu perusahaan belum tentu membutuhkan atau mampu menerapkan semua cara pengamanan sistem. Sia-sia apabila kita menerapkan sistem TI dengan teknologi pengamanan mutakhir dan biaya sangat mahal jika ternyata kebutuhan kita tidak serumit itu dan fungsinya pun tidak optimum. Sebaliknya, tidak ada gunanya membeli sistem murah namun tidak dapat memberikan tingkat keamanan sistem yang diharapkan. Yang menjadi bahasan kedua adalah apa solusi untuk mengamankan system informasi teknologi di PT.Prudential Life Assurance tersebut?.Selain itu sistem informasi teknologi ini juga memunculkan isu sosial dan teknologi, apabila telah digunakan, apakah sudah kompatibel dengan kebutuhan perusahaan?


3.6  Data dan Konsep Dasar Informasi
System informasi dan organisasi saling mempengaruhi. System informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar member informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Dalam system informasi, variable terpenting adalah pengolahan data.
Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (data is the description of things and events that we face). Data juga diartikan sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai contoh, dalam dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Data bisnis (business data) adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi (business data is an organization’s description of things (resources) and events (transactions) that it faces).
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data-item. Data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya, sehingga perlu suatu model yang nantinya akan dikelompokkan dan diproses untuk menghasilkan informasi.Pengolahan data adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki keguanaan (data processing is the term used to describe changes performed on data to produce purposeful information).Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan 3 hal, yaitu:
  1. Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan
  1. Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut. Komponen keakuratan informasi antara lain:
·         Completeness ; Are necessary message items present ? Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
·         Correctness ; Are message items correct ? maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
·         Security ; Did the message reach all or only the intended systems users? Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
·         Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information through the problem-solving cycle ?. Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat didalamnya.
·         Efficiency(Efisien); What level of resources is required for each unit of information output ?
·         Reliability (Dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.
3.      Tepat Waktu
Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan berdasar penggunanya, yaitu:
  1. Informasi Strategis. Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan perusahaan dan sebagainya.
  2. Informasi Taktis. Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencana-rencana penjualan.
  3. Informasi Teknis. Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi persedian stock, retur penjualan dan laporan kas harian.
Secara sederhana sistem dapat diterjemahkan: suatu kesatuan elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu kelompok dalam melaksanakan suatu tujuan pokok yang ditargetkan. Sistem tidak hanya melibatkan suatu fungsi saja atau prosedur saja, namun merupakan suatu kesatuan dari semua hal yang dilibatkan untuk pekerjaan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik.
Sistem informasi juga dapat didefinisikan sebagai:
  1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.
  2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.
  3. Suatu sistem didalam suato organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambil.
Manfaat sistem informasi antara lain:
  1. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
  2. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
  3. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
Sebagian besar sistem informasi berlandaskan komputer dan terdapat di dalam  suatu organisasi dalam berbagai jenis. Anggota organisasi adalah pemakai informasi yang dihasilkan sistem tersebut termasuk manajer yang bertanggung atas pengalokasian sumber daya untuk pengembangan dan pengoperasian perusahaan.
Komponen sistem informasi secara umum terdiri dari:
  1. Hardware. Terdiri dari komputer, periferal (printer) dan jaringan.
  2. Software. Merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. Software dapat digolongkan menjadi Sistem Operasi (Windows XP, 2003, 2007 dan NT), Aplikasi (Akuntansi), Utilitas (Anti Virus, Speed Disk), serta Bahasa (3 GL dan 4 GL).
  3. Data. Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.
  4. Prosedur. Dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis.
  5. Manusia. Yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu suatu rincian tugas yang jelas.
Kegiatan dari sistem informasi antara lain:
  1. Input. Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.
  2. Proses. Menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.
  3. Output. Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses di atas tersebut.
  4. Penyimpanan. Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
  5. Control. Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam mendisain dan menganalisa sistem informasi, perlu menerapkan pengetahuan dari berbagai macam bidang. Suatu sistem informasi melibatkan orang-orang pada berbagai tingkat di dalam sebuah organisasi, komputer,  program, dan prosedur serta personil untuk mengoperasikan sistem. Bidang-bidang seperti manajemen, perilaku organisasi, teknik industri, ilmu komputer, teknik elektro, komunikasi, psikologi dan lain-lain semuanya memiliki peranan penting dalam membuat, mempelajari dan mendisain sistem informasi. Apabila Sistem Informasi digunakan dalam mendukung kegiatan manajemen, maka sistem tersebut disebut SIM (Sistem Informasi Manajemen). Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah kumpulan dari sistem manajamen atau sistem yang menyediakan informasi yang bertujuan mendukung operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi yang cenderung berhubungan dengan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer base information processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan harus disajikan
3.7  Gambaran Umum Perusahaan
Lahirnya PT Prudential Banc Bali Life Assurance, November 1995 – Pada tanggal 2 November persetujuan ditandatangani antara Prudential dan Bank Bali Indonesia untuk melakukan merger menjadi Prudential BancBali Life Assurance (PBBL).
Kantor Pemasaran Pertama, Oktober 1996 – Kantor Pemasaran Pertama PBBL dibuka di Artha Graha building.
PRUlink investor account, April 1998 – produk unit link premi tunggal memposisikan PBBL sebagai pelopor produk ini di pasar Indonesia

3.8 Deskripsi penerapan system informasi teknologi di PT.Prudential Life Assurance
  1. Fungsi STI bagi PT.Prudential Life Assurance dalam mendukung strategi bisnis keuangan
Kini PT.Prudential Life Assurance telah memakai aplikasi hasil pengembangan sendiri tim TI internalnya (in-house development) untuk mendukung kebutuhan distribusi, pemasaran, dan administrasi. Aplikasi system menggunakan SAP. SAP merupakan software ERP (Enterprise Resource Planning) yang terbesar didunia. Software yang berasal dari Jerman ini sudah banyak digunakan diseluruh belahan dunia, bahkan hampir seluruh perusahaan besar maupun menengah di Indonesia telah menggunakan SAP, seperti perusahaan PT.Prudential Life Assurance.
SAP terdiri dari beberapa Module sesuai dengan bisnis proses ERP di perusahaan.
  1. MM (Material Management)
  2. SD (Sales & Distribution)
  3. PP (Production Plannin           g)
  4. QM (Quality Management)
  5. WM (Warehouse Management)
  6. PM (Plant Maintenance)
  7. PS (Project Systems)
  8. HR (human resource)
  9. FI / CO (financial controlling)
  10. TR (Treasury and cash)
Selain itu ada beberapa module Technical yg mendukung bisnis proses diatas, yaitu :
  1. Basis (Hardware and Software Administrator)
  2. ABAP (SAP Programer)
  3. BW (Business Warehouse)
SAP menghubungkan semua lini produksi dan seluruh departement di perusahaan. SAP merupakan software yang sangat dinamis, dimana semua menu dan tampilan program dapat di-costumaze menggunakan bahasa pemrograman ABAP sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu keunggulan SAP yg lainnya adalah pembuatan user interface menggunakan bahasa pemrograman yang lainnya seperti JAVA, PHP, Visual Basic, ASP, VB.net, Lotus Script, Delphi dan sebagainya. Tentunya untuk perusahaan yang menggunakan SAP, hal ini merupakan suatu nilai tambah yang memiliki nilai yang tinggi, dimana perusahaan bisa menggabungkan dan mengembangkan semua aplikasi yang ada dan dibutuhkan perusahaan.
Dengan Implementation Partner adalah SAP Active Global Support dan SAP software yang disesuaikan dengan the mySAP™ ERP application serta pihak ketiganya adalah :
1.Database:IBM DB2, Microsoft SQL Server
2.Hardware: IBM
3.Operating system:IBM OS/400,Microsoft Windows 2003
SAP membantu system informasi tentang tren pasar, analisa keuangan, hingga proses produksi dengan cara yang mudah dipahami oleh user terakhir. Dengan penjelasan di atas, maka STI bisa mendukung strategi bisnis perusahaan secara cepat dan dengan biaya yang rendah. Ini menggambarkan SAP telah berperan sebagai system informasi strategis, yaitu mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan organisasi untuk memperkuat posisi dalam persaingan dagang. Diharapkan system yang mampu member efek seperti ini mampu mengubah bisnis organisasi.
  1. Keamanan
Keamanan data elektronik menjadi hal yang sangat penting di perusahaan penyedia jasa teknologi informasi (TI) maupun industri lainnya, seperti: perusahaan export-import, tranportasi, lembaga pendidikan, pemberitaan, hingga perbankan yang menggunakan fasilitas TI dan menempatkannya sebagai infrastruktur kritikal (penting).
Informasi atau data adalah aset bagi perusahaan. Keamanan data secara tidak langsung dapat memastikan kontinuitas bisnis, mengurangi resiko, mengoptimalkan return on investment dan mencari kesempatan bisnis. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan di-sharing maka semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau tereksposnya data ke pihak eksternal yang tidak diinginkan.
Keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
  1. Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
  2. Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
  3. Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).
Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.Dengan adanya SAP di TPSF, keamanan yang telah dilakukan terhadap kerahasiaan data dan dukungan terhadap sistem operasional perusahaan dirasa telah cukup. Karena di dalam SAP TPSF telah dilengkapi sistem sehingga data hanya disiapkan atau dipublikasikan untuk public atau bagian yang berwenang saja (tidak semua orang dapat mengaksesnya).
  1. SAP Telah Kompatibel Terhadap Kebutuhan Perusahaan, dan isu sosial yang muncul seiring adanya SAP
Untuk melengkapi roll out perangkat lunak SAP, PT.Prudential Life Assurance memperoleh company-wide platform yang terintegrasi yang diperlukan perusahaan untuk beroperasi secara efisien. Adapun untuk mendukung rollout tersebut disediakan 10 kelompok pendukung misalnya, anggota yang melayani lebih dari 1000 pemakai, meskipun demikian SAP memberikan pemecahan keterbatasan SDM untuk meningkatkan solusi bisnis pada perusahaan. Sebagai tambahan dukungan system ini masih dilengkapi dengn hardcopy system request, sehingga bisa mengakomodasi semua permintaan yang dipusakan pada bagian pemeliharaan.
Seperti yang telah menjadi pembuka bagi makalah ini yaitu tanggapan positif dari pihak manajemen PT.Prudential Life Assurance dan SAP sendiri dalam pembangunan system informasi berbasis SAP, mengindikasikan bahwa pihak manajemen TPSF puas dengan hasil kerja SAP karena murahnya biaya operasional, dapat menjawab masalah keterbatasan SDM, dan lain sebagainya.
Dari penjelasan diatas telah tergambar bagaimana sebuah informasi teknologi mampu menggantikan sebagian posisi manusia (SDM) di PT.Prudential Life Assurance  Efek positif yang didapatkan perusahaan adalah biaya rendah karena mengurangi banyak tenaga. Namun efek negative yang akhirnya dialami oleh karyawan karena mereka sebagian besar sudah tidak dibutuhkan lagi.Hal ini bisa menjadi lebih ironis apabila pemerintah juga tak memberikan perhatian atau peraturan win-win solution untuk kepentingan perusahaan dan SDM.
3.9  pendekatan measurement, experiment, sharing dan replication
Peranan Teknologi Informasi
Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan sebuah bisnis. Peranan utama teknologi informasi adalah membuat proses bisnis lebih terintegrasi, lebih cepat, tepat, dan informasi yang dibutuhkan selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Perusahaan tanpa teknologi informasi akan jauh tertinggal dari perusahaan lainnya, sehingga sekarang tanpa disadari teknologi informasi sudah melekat di semua lini perusahaan. Menurut Brynjolfsson ada empat pendekatan suksesnya IT terhadap sebuah perusahaan :
  1. Measurement
Dengan mempelajari data yang diperoleh melalui pemanfaatan IT, perusahaan bisa mempunyai pengetahuan yang lebih baik mengenai pelanggan, proses bisnis, kualitas produk dan celah dari rantai pasok mereka. Sehingga perusahaan bisa terus meingkatkan kinerjanya.
2.      Experiment
berdasarkan halaman web digunakan oleh para perusahaan tersebut untuk melihat respon dari pelanggan mereka, sehingga perusahaan dapat memilih page untuk webnya yang optimal dimana respon dari pengunjung cukup bagus.Dengan berkembangan IT , berbagi  informasi dan knowledge menjadi lebih mudah. Dengan kemudahan berbagi informasi ini diharapkan perusahaan dapat melahirkan inovasi-inovasi yang tentunya dapat mendukung perkembangan bisnis perusahaan.

Dengan pemanfaatan IT, keunggulan proses bisnis dapat di replikasi untuk semua area bisnis atau store lain, sehingga dapat memperbaiki sistem secara menyeluruh dari bisnis perusahaan. Dengan melakukan replikasi sistem informasi ke semua store, perusahaan mendapat keunggulan di semua network perusahaan.

3.10 peranan teknologi informasi dalam manajemen strategic
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. 
Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua, meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward and Peppard, 2002).
Sering ditemukan bahwa penerapan Teknologi Informasi kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan Teknologi Informasi adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan Teknologi Informasi sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Perencanaan strategis Teknologi Informasi mempelajari pengaruh Teknologi Informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis Teknologi Informasi juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi Teknologi Informasi dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward & Peppard, 2002).

Beberapa karakteristik dari perencanaan strategis Teknologi Informasi antara lain adalah adanya misi utama : keunggulan strategis atau kompetitif dan kaitannya dengan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif atau manajemen senior dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan bottom up dan analisa top down (Pant & Hsu, 1995).

3.11  pentingnya devisi It dalam bisnis keuangan prudential
Fungsi teknologi informasi yang paling dominan di perusahaan-perusahaan Indonesia adalah sebagai cost center. Hal ini bukan merupakan suatu hal yang aneh mengingat tahap awal evolusi teknologi informasi di perusahaan adalah sebagai alat otomatisasi, menggantikan proses manual menjadi otomatis, dengan tujuan efisiensi. Keberadaan teknologi informasi di dalam perusahaan yang bersangkutan adalah untuk menekan biaya overhead sebesar-besarnya, sehingga berdampak terhadap penurunan total costs yang harus dikeluarkan, atau secara tidak langsung meningkatkan profit perusahaan (profit = revenue – cost). Namun, untuk keperluan tersebut, perusahaan pun berusaha untuk seminimum mungkin melakukan investasi terhadap teknologi informasi yang ada. Mengapa? Karena pada dasarnya, teknologi informasi memiliki porsi tersendiri dalam struktur overhead costs. Di samping itu, perusahaan yang menganggap teknologi informasi sebagai sesuatu hal yang tidak lebih dari untuk keperluan administratsi saja, akan melakukan kontrol ketat terhadap segala jenis biaya terkait, untuk keperluan yang lebih strategis. Tidak dapat dipungkiri bahwa secara langsung maupun tidak langsung, investasi terhadap teknologi informasi akan memiliki pengaruh pada strategi penentuan harga produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Harga produk atau jasa yang mahal (karena customers harus ‘mensubsidi’ teknologi informasi internal perusahaan) akan mengurangi daya kompetitif perusahaan yang bersangkutan.
Berlawanan dengan fungsi divisi teknologi informasi sebagai cost center, pada beberapa perusahaan, peranan teknologi informasi justru diarahkan menjadi profit center, atau suatu entiti yang dapat menyumbangkan keuntungan finansial terhadap perusahaan. Keuntungan dalam arti kata bahwa keberadaan teknologi informasi memiliki potensi tertentu untuk menghasilkan revenue pada tingkat tertentu. Contohnya adalah suatu perusahaan keuangan yang memiliki fasilitas simulasi bursa efek (trading floor) untuk keperluan internal. Dalam operasional sehari-hari, fasilitas ini dapat dipinjamkan ke perusahaan-perusahaan lain yang tidak memiliki, karena tergolong cukup mahal untuk memabangun infrastruktur teknologinya. Perusahaan-perusahaan harus membayar sejumlah biaya untuk keperluan peminjaman fasilitas simulasi, yang notabene akan menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan keuangan tersebut. Contoh lainnya adalah suatu perusahaan yang memiliki divisi teknologi informasi dengan fasilitas multimedia canggih. Jika utilisasi fasilitas untuk keperluan internal perusahaan tergolong rendah, maka sumber daya yang ada tersebut dapat ditawarkan kepada perusahaan lain dalam bentuk-bentuk kerja sama, seperti: pembuatan aplikasi multimedia,  perancangan homepage perusahaan, pengembangan perangkat lunak computer based training.
Divisi teknologi informasi sebagai suatu pusat investasi (investment center) memiliki arti bahwa perusahaan memposisikan divisi tersebut sebagai lembaga litbang, atau penelitian dan pengembangan. Sebagai layaknya lembaga litbang yang lain, perusahaan memberikan investasi khusus bagi divisi yang bersangkutan, untuk mengasilkan produk-produk baru yang dapat memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bagi perusahaan di masa-masa mendatang. Struktur organisasi divisi teknologi ini biasanya berdasarkan portfolio program atau proyek yang dicanangkan. Target untuk menyelesaikan suatu proyek pembuatan produk tertentu biasanya berkisar antara 3-5 tahun, atau bahkan ada yang sampai sepuluh tahun. Contoh dari perusahaan yang melakukan investasi litbang pada divisi teknologi informasinya adalah sebuah bank yang memiliki program untuk membuat “Mini ATM”, yaitu sebuah peralatan seperti kalkulator layar lebar yang dapat dibeli oleh para nasabah, dimana melalui peralatan tersebut, para pelanggan dapat melakukan beberapa transaksi-transaksi perbankan seperti credit transfer, memeriksa saldo tabungan,  membayar rekening listrik dan telepon, mengirimkan pesan kepada customer service, mencari informasi, dan lain sebagainya. Dengan memiliki alat komunikasi dan transaksi ini dikemudian hari, akan menambah keunggulan bank yang bersangkutan dibandingkan dengan saingannya.  Alasan mengapa harus dikerjakan oleh bagian divisi teknologi internal adalah agar teknologi yang bersangkutan tidak dapat ditiru oleh bank-bank yang lain.
Bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, divisi teknologi informasi biasanya diposisikan sebagai suatu pusat pelayanan, atau service center. Dalam industri jasa, filosofi yang dipergunakan adalah selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dari segi pelayanan. Kalau bicara mengenai kepuasan pelayanan, berarti berusaha untuk memberikan fleksibilitas yang sebesar-besarnya kepada para pelanggan dalam arti bahwa dimana saja, kapan saja, dengan cara apa saja, pelanggan dapat menikmati jasa yang ditawarkan perusahaan dengan tingkat convinience yang tinggi. Dengan kata lain, pelayanan yang diberikan harus lintas batas dan lintas waktu (time and space). Kalau bicara mengenai pelayanan lintas batas dan lintas waktu, berarti berhubungan dengan teknologi informasi. Suatu perusahaan distribusi berusaha meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan utamanya (principal) dengan cara memberikan fasilitas khusus untuk melihat profil geografis penjualan produk-produk mereka di pasar Indonesia. Dengan fasilitas ini mereka dapat melihat trend penjualan setiap produk di seluruh lokasi mulai dari tingkat propinsi sampai ke outlet-outlet. Terhadap tipe pelanggan lainnya (outlet), perusahaan dapat memberikan fasilitas berupa pemesanan (order) produk melalui internet dengan pengiriman barang tidak lebih dari 24 jam dan service level yang tinggi (paling tidak 95%).
Pertanyaan umum kemudian timbul. Apakah sebuah divisi teknlogi harus memilih salah satu peran center yang dijelaskan di atas? Jawabannya adalah tidak selalu. Terkadang sebuah departemen teknologi informasi dapat berperan sebagai cost center dan service center sekaligus, seperti yang biasa terjadi pada perusahaan pelayanan penerbangan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur biasanya memperlakukan teknologi informasi sebagai investment center pada awalnya, untuk akhirnya menjadi profit center di masa mendatang. Untuk benar-benar mengetahui posisi teknologi informasi yang tepat bagi sebuah perusahaan, sebuah assessment untuk merumuskan strategi teknologi informasi yang sejalan dengan strategi bisnis dan manajemen perusahaan harus dilakukan sebelum langkah-langkah investasi dilakukan. Jika tidak, fenomene over investment atau under investment di bidang teknologi informasi akan terjadi yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan dalam kurun waktu jangka pendek, menengah, dan panjang.
3.11 Peran CIO dalam Perusahaan Jasa keuangan Prudential
  1. Memahami Bisnis
Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan/pemerintah. Kalau dahulu manajemen inti cukup mempelajari semua komponen internal perusahaan/pemerintah (khususnya sehubungan dengan produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan), saat ini hal tersebut tidaklah cukup. Persaingan yang begitu cepat dan lingkungan bisnis yang sangat dinamis mengharuskan eksekutif perusahaan/pemerintah untuk selalu memantau dan mempelajari aspek-aspek di luar perusahaan/pemerintah (eksternal) secara intens dan terus-menerus, terutama yang berkaitan dengan perilaku pasar (market) dan pelanggan atau tuntuntutan rakyat. Setidak untuk dewasa ini ada tujuh cara yang terbukti efektif untuk mempelajari hal internal dan eksternal perusahaan/pemerintah.
Ketujuh cara tersebut adalah:
      1. Memiliki armada SDM yang secara berkala mempelajari keadaan pasar dan komponen eksternal lainnya;
      2. Mempelajari secara mendalam proses-proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan/pemerintah;
      3. Mengundang bagian-bagian lain dalam perusahaan/pemerintah untuk berdiskusi secara berkala;
      4. Menghadiri seminar-seminar yang berhubungan dengan industri terkait;
      5. Membaca secara aktif publikasi-publikasi yang berkaitan dengan produk, jasa, dan industri dimana perusahaan/pemerintah yang bersangkutan berada;
      6. Menjadi anggota forum-forum bisnis maupun akademis terkait; dan
      7. Menjalin komunikasi aktif dan konsisten dengan para manajer lini perusahaan/pemerintah.
  1. Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun kredibitilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali karyawan yang menilai bahwa penggunaan sistem informasi secara strategis merupakan ciri perusahaan/pemerintah di masa mendatang, bukan saat ini. Namun walau bagaimanapun juga, direktorat sistem informasi yang ada harus dapat membuktikan bahwa aktivitias-aktivitas yang dilakukan saat ini adalah merupakan jalan atau jembatan menuju masa depan. Direktorat, departemen, atau divisi sistem informasi (atau teknologi informasi) harus memiliki citra yang baik di mata fungsi-fungsi lain dalam perusahaan/pemerintah. Strategi yang paling efektif adalah dengan cara membantu para SDM di dalam perusahaan/pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya melalui utilisasi teknologi informasi, karena hal inilah yang merupakan misi utama dari keberadaan sistem informasi di perusahaan/pemerintah. Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada para pengguna (users) sistem informasi, mulai dari staf sampai dengan manajer eksekutif, merupakan salah satu cara lain untuk meningkatkan citra divisi sistem informasi.
Dengan menghasilkan “produk-produk” yang terbukti dapat membantu para karyawan dalam melaksanakan aktivitas perkerjaannya sehari-hari, divisi sisten informasi akan dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari fungsi-fungsi lain di organisasi untuk membawa mereka ke bentuk perusahaan/pemerintah masa depan.
  1. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
“Tak kenal maka tak sayang”, mungkin demikianlah kalimat yang cocok ditujukan bagi para karyawan yang belum pernah dan takut menggunakan komputer. Melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM (employees empowerment), seorang CIO memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan/pemerintah. Selain pemberian program-program pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Caranya bisa beraneka ragam, mulai dari yang bersifat hiburan (entertainment) – seperti melalui permainan pada saat rekreasi perusahaan/pemerintah (company outing) – sampai dengan yang sangat serius, seperti diadakannya workshop khusus. Tujuannya adalah agar para karyawan akrab dengan komputer (computer literate), sehingga selain dapat meningkatkan kualitas kerja mereka, inovasi-inovasi baru berupa ide-ide pengembangan di masa mendatang akan turut berpengaruh pada pengembangan sistem informasi di perusahaan/pemerintah.
  1. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan/pemerintah melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif senior yang baik, adalah yang selalu bersifat proaktif. Membantu perusahaan/pemerintah mencanangkan visinya di masa mendatang adalah salah satu contoh sikap proaktif yang harus dimasyarakatkan di kalangan perusahaan/pemerintah. Visi pemanfaatan sistem informasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari visi perusahaan/pemerintah secara umum.
Melihat bahwa abad sekarang dan mendatang adalah era yang sangat bergantung kepada informasi, peranan CIO dalam melihat masa depan perusahaan/pemerintah menempati posisi yang cukup dominan. Namun tugas CIO tidak hanya terbatas untuk merumuskan visi saja, namun yang bersangkutan harus dapat memasyarakatkan ide-ide yang ada ke seluruh jajaran manajemen dan staf (create a vision). Apalah artinya sebuah visi yang bagus tapi tidak ada seorang pun dari karyawan yang merasa perlu untuk mewujudkannya. Ada banyak teknik dan teori yang ditawarkan kepada manajemen untuk membantu merumuskan dan menjual visi kepada seluruh jajaran karyawan secara efektif. Hal ini sangat penting, karena visi merupakan akar dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan/pemerintah dalam kegiatan bisnisnya setiap hari.
  1. Pengembangan Sistem Informasi
Misi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata, yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan/pemerintah, yang terdiri dari komponen-komponen seperti software, hardware, brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem informasi yang dimiliki perusahaan/pemerintah saat ini secara optimal, sejalan dengan rencana pengembangannya di masa mendatang. Suatu kali seorang praktisi manajemen mengatakan bahwa seorang CIO yang baik akan dapat “memanusiakan” karyawannya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk membantunya melaksanakan aktivitas pekerjaan sehari-hari”












BAB 4
PENUTUP
            4.1 KESIMPULAN
  1. Saran Teknologi informasi membuat top management mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat karena data perusahaan dapat diakses setiap waktu.
  2. Teknologi informasi dibutuhkan dalam seluruh proses bisnis tanpa kecuali, sehingga sudah menjadi keharusan untuk mengimplementasikan teknologi informasi di perusahaan.
  3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan dapat dilakukan dengan pemberdayaan teknologi informasi dengan hasil yang signifikan.










DAFTAR PUSTAKA
McFarlan, Warren F, and James L McKenney. Corporate Information Systems
Management, Homewood, Illinois: Richard D Irwin, Inc., 1983.
http://www.tigapilar.com/
Laudon, Kenneth,C., and Jane, P.Laudon, 2004. Management Informastion System:Managing the Digital Firm, 8thEdition, Prentide-Hall, Inc., Upper Saddle River, NJ.
Lukuhay, Josh, 2007., Pentingnya TI Bagi Perusahaan Saat Ini Dan Tantangan Dunia Bisnis, Majalah E-Bizz Asia.
Yan dan Rahmad, 2007., Sistem Pemantauan Komputer pada Jaringan Berbasis Simple Network Management Protocol (SNMP), Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, Vol. No.2, Agustus 2007, pp.183-192.